Wahai Anakku yang kusayangi,
Ketahuilah sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia
yang karam di dalamnya. Bila engkau ingin selamat, layarilah lautan itu
dengan sampan yang bernama taqwa, isinya iman dan layarnya adalah tawakkal
kepada Allah SWT.

Wahai anakku yang kusayangi,
Sesungguhnya orang-orang yang selalu menyediakan dirinya untuk menerima
nasihat, maka dirinya akan mendapat perjuangan dari Allah. Orang yang insaf
dan sadar telah menerima kemuliaaan dari Allah.

Wahai anakku yang kusayangi
Orang yang merasa dirinya hina dan rendah diri dalam beribadah dan taat
kepada Allah, maka dia bertawadhu' kepada-Nya. Dia akan lebih taat kepada
Allah dan selalu berusaha menghindari maksiat.

Wahai anakku yang kusayangi,
Seandainya orang tuamu marah kepadamu(karena kesalahanmu) maka marahnya
orang tuamu itu adalah bagaikan baja tamnaman

Wahai anakku yang kusayangi
Selalu berharap kepada Allah tentang segala sesuatu yang menyebabkan dirimu
tidak durhaka kepada Allah. Takutlah kepadaNya dengan sebenar takut,
tentulah engkau akan terlepas sifat putus asa dari rahmat Allah SWT

Wahai anakku yang kusayangi ...Seorang pendusta akan lekas hilang air
mukanya karena tidak dipercaya orang dan seseorang yang telah bejat
akhlaknya akan senantiasa melamunkan hal-hal yang tidak benar, ketahuilah
memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah dari
mengembalikan nama baik atau kehormatan.

Wahai anakku yang kusayangi ..Engkau telah merasakan betapa berat
memindahkan batu itu dan besi yang amat berat tetapi akan berat lagi dari
semua itu, adalah apabila kamu mempunyai tetangga yang jahat.

Wahai anakku yang kusayangi ...Janganlah sekali-kali engkau mengirimkan
seorang yang bodoh menjadi utusan. Jika tidak ada orang yang cerdas dan
pintar, sebaiknya dirimu sendiri yang menjadi utusan.

Wahai anakku yang kusayangi ...makanlah makanan bersama orang-orang yang
bertakwa dan musyawarahkanlah urusanmu dengan para alim ulama dengan cara
memohon nasihat kepadanya.

Aduai puteriku sayang,
Jadikanlah dirimu sebagai muslimah yang tidak mengenal ucapan buruk, tidak
mencari-cari jalan untuk menipu orang

Ketahuilah,
Wanita Islam berakal yang menerapkan etika Islam tidak mengenal perkataan
yang buruk dan lidah yang tajam. Wanita Islam itu menjaga kesucian dalam
berbahasa. Wanita yang jujur dalam berbicara. Wanita yang terpercaya dalam
menjaga kehormatannya.


Wahai anakku yang palingku sayangi,
Ingat lah nasihat Imam Ghazali : Bila engkau hendak tidur, bentangkanlah
pembaringanmu menghadap kiblat dan tidurlah miring ke sebelah kanan
sebagaimana layaknya letak mayit di liang kubur. Tidur adalah seumpama mati
dan bangun adalah seumpama bangkit. Mungkin Allah SWT akan mencabut nyawamu
sewaktu engkau tengah tertidur. Karena itu, bersiap-siaplah engkau untuk
menjumpai-Nya. Segala wasiatmu harus telah ada di bawah kepalamu.


Mintalah ampunan (beristighfar) atas segala dosamu, ucapkanlah istighfar dan
bertaubatlah, dan tetapkanlah niat dalam hatimu untuk tidak kembali kepada
dosa dan maksiat. Bila yang tersebut itu telah kau lakukan dengan baik,
barulah engkau tidur dalam keadaan suci dan bersih.

Wahai permata hatiku,
Niatkanlah dalam hatimu bahwa engkau akan berbakti. Ingatlah bahwa dalam
keadaan tidur berbaring, engkau serupa dengan mayat yang berada dalam liang
lahat. Sunyi tiada yang menemani, kecuali amal kebajikanmu. Amal kebajikan
itulah yang dapat menghiburmu bila amalan itu dipandang sebagai amalan yang
tak bercacat. Lakukanlah tidur semata-mata untuk memelihara agamamu, atau
untuk menjaga kesihatanmu dalam rangka keperluan mengerjakan ibadah dan amal
kebajikan.


Wahai anaku,
Janganlah kau suka berhayal, karena ia akan memberatkan fikiranmu. Namun
selalu ingatlah bahwa mati senantiasa mendekati. Katakanlah kepada dirimu
sendiri: "Aku akan berusaha menanggung kesukaran pada hari ini, karena boleh
jadi aku akan mati malam nanti. Aku akan tabah dan tawakal pada malam ini,
karena boleh jadi aku akan mati besok pagi." Ingatlah bahwa kematian itu
datangnya dengan tiba-tiba tidak tertentu waktunya, tidak pada jalan
tertentu dan tidak pula pada umur tertentu. Karena itu, bersiap dan
bersiap-siaplah selalu untuk mencari bekal untuk mati yang lebih baik
daripada bersiap-siap mencari bekal untuk dunia ini.

Puteriku,
Jadikan lah dirimu, seorang mukminah yang menemukan hakikat kebenaran dan
mematuhi perintah dan larangan Allah akan melahirkan jihad untuk menegakkan
kebenaran, melakukan amalan sholehnya untuk menyeru berbuat ma'ruf dan
mencegah kemunkaran.

Kerana sesungguhnya,
Sejalan dengan itu syaitan berusaha mencegah orang berbuat ma'ruf dan
mengajak munkar, dengan menyiapkan pasukannya; berusaha menambah anggota,
selain yang dari kalangan mereka, juga melatih manusia yang selalu mengenal
dirinya sebagai makhluk berbudaya tinggi. Mereka tidak henti-hentinya
berusaha menciptakan rasa ketidakbangganaan ummat Islam terhadap Islam, dan
bahkan menjadikan ummat Islam memusuhi Islam. Dengan demikian, muncullah
kejahiliyahan dalam era modernisme.



`Ya Allah, sedikit sekali dalam pandangan Engkau tentang apa yang aku dan
anakku ketahui, dan saksikanlah dengan nash-nash ini aku dan anakku telah
memberanikan diri menyampaikannya'.