Akhi (atau ukhti sih?) Meiril menanyakan soal hadits Nabi SAW
yg saya kutip, yg bunyinya kurang lebih:
hari kemaren, dan hari besok lebih baik dari hari sekarang.
Barangsiapa yg hari sekarangnya lebih jelek atau sama dgn
hari kemaren, atau hari besoknya lebih jelek atau sama dgn
hari sekarang, maka dia termasuk orang2 yg merugi"
ngecek ulang. Somehow, seingat saya yg saya kutip itu dari
hadits Nabi SAW (bahkan saya masih yakin bhw itu adalah hadits
Nabi SAW). Tapi biarlah sampai saya temukan referensinya, saya
cabut dulu pernyataan saya bhw itu adalah hadits Nabi SAW.
Saya sudah mencoba mencari2nya, memang belum ketemu (maklum
daftar buku yg 'readily available' yg saya punya cukup terbatas).
bhw ada hadits lain yg maknanya kurang lebih saya (redaksi kata2nya
memang agak lain). Hadits tsb. diriwayatkan oleh Dailami, yg
dalam buku Training Guide for Islamic Worker-nya Hisham At-Thalib,
dituliskan (terjemahan bhs. Inggrisnya) sbb:
Assalamualaikum wrt wbt
H0A8732@ACS.TAMU.EDU
Sat, 18 Mar 1995 11:26:03 -0600 (CST)
Messages sorted by: [ date ][ thread ][ subject ][ author ]
Next message: Komite Tarbiyah Isnet: "*** Tarbiyah (2): Sabtu 16 Syawal 1415 H (18Mar95) ***"
Next message: Radius X Ardanias: "w/a/n/i/t/a"
Next message: Laurel Heydir: "ECOTOURISM"
Previous message: : ""
Next in thread: purwoko: "Re: LAMPIRAN TERAKHIR OLEH-OLEH TAMRIN UMUM MISG ???"
BISMILLAAHIRROHMAANIRROHIIM
Assalamu'alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh,
Alhamdulillaahi Robbal'aalamiin, washolatu wassalamu'ala
Rasulillah, wa'ala alihi washobihi wa mal wala. Amma ba'du.
dari Tamrin Umum MISG Zone 5 di Stillwater, Oklahoma akhir pekan
yang lalu. Bagian ini merupakan sambungan dari hasil rangkuman
saya terhadap isi ceramah pak Ustadz Mukhlis Abdi. Mohon maaf
kalau ada yang salah atau kurang lengkap dengan hasil rangkuman
saya ini. Saya persilakan ikhwan atau akhwat yang juga mengikuti
acara tersebut untuk menambahkan atau melengkapinya.
Jazakumullaahu khoir sebelumnya.
bagi kita semua. Amiin yaa Robbal'aalamiin.
Wassalamu'alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh,
akhwatfillah,
hanies.
HASIL RANGKUMAN CERAMAH USTADZ MUKHLIS ABDI
(bagian pertama)
sampai 202, maka ada dua pembagian manusia menurut pandangan hidupnya :
1. manusia yang hanya berpandangan hidup duniawi, tanpa pernah memikir-
kan akhiratnya (naudzubillaahi min dzaalik),
2. manusia yang berpandangan hidup duniawi juga ukrawi (memikirkan
akhiratnya juga).
itu ada yang mengucapkan : Wahai Tuhan kami ! Berilah kami kebaikan di
dunia ini. Dan orang itu tidak lagi mempunyai bagian di hari akhirat.
Dan di antara mereka ada yang mengucapkan : Wahai Tuhan kami ! Berilah
kami kebaikan di dunia ini dan kebaikan pula di hari akhirat dan peliha-
ralah kami dari azab neraka ! Orang-orang ini akan memperoleh bagian dari
apa yang diusahakannya dan Allah itu cepat membuat perhitungan."
masing hendaknya meliputi yang lain. Jangan hanya memikirkan kehidupan di
dunia saja, tanpa memikirkan kehidupan di akhirat sama sekali bahkan ada
yang sampai tidak percaya dengan adanya kehidupan di akhirat nantinya. Dan
sebaliknya, jangan hanya memikirkan kehidupan akhirat saja sehingga melupa-
kan kehidupan dan urusan dunianya, seperti makan, minum, atau menikah. Bu-
kankah Uswatun Hasanah ummat Islam, Rasulullah SAW, telah memberikan contoh
bagaimana beliau juga tidak hanya berdiam diri beribadah di masjid atau
mengasingkan diri dari masyarakat untuk terus menghadap Allah, tapi beliau
juga ikut memikirkan urusan dunia. Beliau juga menikah, bergaul dengan
masyarakat baik yang Muslim maupun non Muslim, memimpin pasukan dalam pe-
perangan dan sebagainya. Karena itulah, di antara keduanya hendaklah ter-
jaga keseimbangan seperti yang telah diatur di dalam Islam.
di dunia dan di akhirat itu sangat jauh sekali. Ada satu hadits yang di-
kemukakan oleh Ustadz mengenai hal itu. Tapi sayang saya kurang jelas
siapa perawinya. Hadits itu menerangkan sabda Rasulullah SAW bahwa kehi-
dupan dunia itu ibarat tetesan air laut yang menempel di tangan yang baru
saja dicelupkan ke laut, sedangkan kehidupan akhirat itu adalah seluruh
air laut yang luas terbentang itu.
pandangan agama-agama lain, maka menurut pandangan Islam setiap pekerjaan
manusia di dunia, apa pun juga jenis pekerjaan itu, hanya ada dua konse-
kuensinya yaitu pahala atau dosa. Walau sekecil apa pun pekerjaan yang
dilakukan semuanya akan dinilai, walaupun itu sekecil atom atau yang lebih
kecil dari itu deh. Bukankah hal ini telah ditegaskan Allah SWT dalam surah
Az-Zilzal ayat 7 dan 8. Silakan dibuka sendiri deh :-)
insyaAllah akan dianggap amal shalih apabila :
1. dikerjakan dengan niat karena Allah (lillah) yang artinya adalah bmenda-
sarkan pekerjaan itu karena Allah SWT semata,
2. dikerjakan dengan aturan dan cara yang telah ditetapkan Allah (billahh),
3. dikerjakan hanya karena ingin mendapat ridho Allah (ilallah).
Tanpa ketiganya, bisa-bisa pekerjaan yang kita lakukan akan sia-sia bellaka.
Dan mengenai hal ini, bisa dilihat dalam ayat-ayat Al Qur'an, bagaimana
Allah SWT telah mengibaratkan pekerjaan atau perbuatan baik orang-orang
yang tidak beriman itu bagaikan debu yang diterbangkan oleh angin. Keimaanan
kepada Allah SWT lah yang harus menjadi dasar dalam mengerjakan segsuatu.
yaitu :
1. mengetahui tujuan hidupnya sebagaimana firman Allah SWT dalam surat
Adz-Dzariyat,
2. menyadari sepenuhnya bahwa dunia ini bukan segala-galanya,
3. mengetahui bahwa masih ada kehidupan di akhirat yang kekal abadi,
4. mengetahui hakekat Islam
- ada 3 cara dalam mencari kebenaran yaitu : ilmu, filsafat,
dan wahyu ; tapi masih banyak yang belum bisa memyakini
kebenaran yang berasal dari wahyu sebagaimana yang telah
ditunjukkan oleh para ahli kitab dan sebagian Muslim.
- mengenai hakekat Islam ini, maka ada 3 standar pokok yang harrus
diketahui oleh setiap Muslim yang disebut Ushul Tsalatsah :
1) Allah 2) Rasul 3) Islam
- mengetahui bahwa hal-hal yang berkaitan dengan aqeedah (keya-
kinan akan ke-Esa-an Allah SWT) tidak boleh hanya ikut-ikutan,
tapi harus benar-benar diyakini oleh diri/hatinya sendiri.
Demikian juga keyakinan akan Nabi dan Rasul-Nya dari yang per-
tama (Adam a.s.) sampai yang terakhir (Muhammad SAW).
- mengetahui bahwa untuk hal-hal yang berkaitan dengan tata cara
beribadah (atau soal fiqh yang lain) masih dimungkinkan adanya
perbedaan yang tidak boleh sampai dibesar-besarkan yang bisa
memecah belah ukhuwah Islamiyah di antara ummat Islam, karena
persamaan aqeedah itulah yang harus tetap dipertimbangkan duluu.
tangan dengan aturan Islam berarti merupakan hal yang jahiliyyah.
HASIL RANGKUMAN CERAMAH USTADZ MUKHLIS ABDI DI STILLWATER
(bagian 2)
bagi setiap Muslim. Beramar ma'ruf dan bernahi munkar haruslah tetap
dilaksanakan oleh setiap orang yang mengaku telah menjadi orang Islam.
Tapi menurut beliau, da'wah itu tidak cukup hanya menyampaikan saja,
harus ada tindakan yang diambil selanjutnya agar hasil da'wah tersebut
bisa optimal seperti yang diharapkan. Da'wah tidak hanya sekedar me-
nyampaikan lalu membiarkan mad'u (yang diberi da'wah) mengolah apa yang
sudah didengarnya itu, karena lebih kurang cuma sekitar 30 % saja yang
akan bisa tertangkap dari hasil ceramah tersebut. Jadi untuk itulah,
diperlukan tindakan yang lebih mendalam lagi untuk melengkapinya.
1. Tabligh ---> menyampaikan misalnya dengan khutbah atau ceramah,
2. Taklim ---> ajar-mengajar misalnya dengan berdiskusi dan tanya jawab
secara aktif seperti seorang guru yang sedang menerangkan
jawaban atas pertanyaan dari muridnya dengan menggunakan
berbagai alat bantu untuk lebih memperjelas keterangannya,
3. Takwin ---> pelatihan dan pengontrolan, yaitu pembinaan yang lebih
mendalam lagi akan perkembangan mad'unya dalam menerapkan
pengetahuan yang sudah diterimanya.
berjama'ah dan bersatu dalam mengerjakan sesuatu. Banyak perintah Allah
SWT agar Muslim itu berjama'ah, baik dalam perintah dalam sholat, zakat,
maupun dalam amalan yang lain. [Afwan saya tidak mencatat beberapa contoh
ayat dalam Al Qur'an yang mengandung kata-kata yang Beliau berikan untuk
menunjukkan perintah berjama'ah dalam hal-hal ibadah itu, afwan].
dilancarkan oleh musuh-musuh Islam. Perang pemikiran yang dilancarkan itu
sebenarnya tidak hanya bertujuan untuk membuat orang pindah agama, keluar
dari Islam, tapi juga untuk membentuk Muslim dengan kualitas rendah. Oleh
karena itulah kita, ummat Islam seluruhnya, harus berhati-hati dan tetap
harus berusaha untuk meningkatkan kualitas ke-Islaman kita dan terutama
keimanan kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Karena yang membedakan kita
dengan penganut agama lain adalah AQEEDAH atau ketauhidan kita kepada Allah
SWT. Ada satu batas yang memisahkan antara orang Islam dengan orang kafir,
yaitu dua Kalimah Syahadat.
tidak bisa kita ingkari karena memang sudah menjadi fithrahnya keimanan
yang naik turun, tapi penurunan itu tidak akan sampai ke sisi di mana
orang kafir berada. Lebih jelasnya, silakan simak bagan berikut :
S
Y
ORANG BERIMAN A ORANG KAFIR
DALAM TINGKAT --------------> H -------------> DALAM TINGKAT
IMAN PALING <-------------- A <------------- KEKAFIRAN PALING
TINGGI D TINGGI
A
H
ada batas yang menghalangi dia boleh disebut kafir. Dan diharapkan keimanan
itu akan naik lagi untuk masa berikutnya. Janganlah kita terlalu mudah un-
tuk melabel orang sudah kafir karena selama dia masih percaya akan ke-Esaan
Allah SWT dan Rasul-Nya yang dia wujudkan dalam kalimah Syahadah itu, maka
dia masih tergolong dalam orang Muslim yang haram darah dan kehormatannya
bagi Muslim yang lain.
rangan ada salah satu sahabat Nabi SAW yang tetap membunuh seorang musuh,
walaupun sebelum dibunuh itu dia mengucapkan kalimah Syahadah. Nabi SAW
menjadi marah setelah mendapat laporan tentang itu dan sahabat itu pun
menjadi menyesal bukan kepalang. [afwan, apa ada yang bisa menyajikan
hadits yang lengkap tentang itu ? please ]
1. Tauhid Rububiyah ---> keyakinan bahwa hanya Allah SWT yang mencipta,
memiliki dan yang memberikan rezki.
2. Tauhid Mulkiyah ---> keyakinan bahwa hanya Allah SWT yang menguasai
kerajaan langit dan bumi beserta isinya dan
3. Tauhid Uluhiyah ---> keyakinan bahwa hanya Allah SWT yang harus kita
patuhi perintah-perintah-Nya.
orang Islam (Muslim), maka konsekuensinya adalah kita harus :
1. Meng-Islamkan aqeedah
---> beraqeedah sesuai dengan hakekat Islam yang telah diajarkan
Rasulullah SAW yang beliau dapatkan dari Allah SWT.
---> bahwa ibadah di sini tidak hanya yang terdapat dalam kelima
rukun Islam itu saja, tapi juga ibadah-ibadah lainnya.
Bangunan Islam itu ada terdiri dari :
- pondasi = aqeedah, keyakinan akan ke-Esaan Allah SWT dan bahwa
Rasulullah SAW adalah utusan-Nya yang terakhir,
- tiang = ada 5 tiang yang kelima rukun Islam
- atap, dinding dan lainnya = ibadah-ibadah lainnya seperti
akhlaq dan lain-lain.
---> akhlaq yang dimaksud ini tidak sama dengan etika atau moral,
misalnya akhlaq dalam berpakaian, standar dari Allah SWT
adalah dengan menutup aurat seluruhnya baik bagi pria maupun
bagi wanita dengan aturan yang telah ditetapkan Allah SWT;
sedangkan kalau menurut etika/moral standar manusia mungkin
hanya cukup menutup bagian-bagian vital sedang yang lain
masih mereka bolehkan untuk terbuka seperti di Barat ini.
---> kewajiban bagi setiap Muslim untuk menjaga diri dan keluarga-
nya dari api neraka.
Tahapan pembinaan kepribadian Muslim : pembinaan pribadi Muslim itu
secara individu, kemudian pembinaan rumah tangga yang Islami, lalu
pembinaan masyarakat Islami dan seterusnya sampai Daulah Islamiyah.
6. Mau terlibat dalam pergerakan Islam, yaitu berkomitmen tinggi dalam
berda'wah dan mempunyai keyakinan bahwa masa depan yang lebih baik
akan bisa dicapai dengan Islam.
rumah tangga Muslim :
1. Sebagai masjid ---> sebagai tempat beribadah kepada Allah SWT,
2. Sebagai madrasah ---> tempat mengajar dan mencontohkan dalam pengamalan
ajaran-ajaran Islam,
3. Sebagai rumah sakit ---> tempat menyembuhkan penyakit, terutama penyakit
hati anggota-anggota keluarganya,
4. Sebagai benteng ---> tempat berlindung dari pengaruh-pengaruh luar atau
lingkungan yang tidak baik,
5. ??? [ada yang bisa nambahkan ? saya ketinggalan fungsi yang kelima ini,
afwan lagi :-( ]
========
ALHAMDULILLAAHI ROBBAL'AALAMIIN